PENGUATAN PERAN SMK DALAM MEMBANGUN DESA

Hadirnya lembaga pendidikan memang seyogianya harus memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Salah satunya adalah meningkatkan peran lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), baik untuk melanjutkan sekolah maupun berwirausaha untuk masa depan pembangunan desa sekitarnya. Oleh karena itulah, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan menggelar “Koordinasi Penguatan Peran SMK dalam Membangun Desa”.  Koordinasi ini bertujuan untuk membangun sinergi aktif antara sekolah dengan pemerintah daerah dan desa. “Kita bicara desa itu tidak hanya pertanian, tapi juga harus terintegrasi semuanya. Salah satunya adalah penguatan kelembagaan SMK di daerah dan desa,” ujar M. Bakrun selaku Direktur Sekolah Menengah Kejurusan (SMK). Dengan sinergi yang diciptakan antara SMK dan daerah, Bakrun berharap program Dana Desa yang akan diluncurkan dapat memberikan manfaat yang nyata dengan dorongan pengelolaan lulusan SMK. Sehingga, hal ini juga memberikan kemudahan bagi para lulusan SMK untuk mengimplementasikan keahlian dan kompetensinya dalam berbagai sektor usaha daerah. “Dari Direktorat SMK ini mencoba mengawinkan anggaran SMK dan dana desa sehingga nanti menjadi sinergi. Ini juga bisa membuktikan bahwa SMK itu bukan menambah masalah bangsa, namun harus menjadi solusi bangsa,” tegasnya.  Sementara itu Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi turut menjelaskan dua hal penting yang menjadi fokus digelarnya acara tersebut, yaitu implementasi program “link and match” dan kebutuhan sumber daya manusia sebagai pengelola dana desa agar bisa digunakan dengan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. “Kebutuhan untuk mengelola dana desa adalah salah satu tujuan kita ke depannya. Jangan sampai dana sudah masuk, tapi SDM yang dihasilkan belum siap,” ujarnya. Wikan berkeyakinan bahwa dengan mengetahui tujuan akhir atau goals dari setiap pekerjaan yang dilakukan adalah kunci untuk mewujudkan hasil yang sesungguhnya. Dengan tujuan menciptakan SDM yang unggul dan kompeten untuk pemberdayaan masyarakat, SMK menyiapkan berbagai program untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah dan desa. “Start from the end adalah filososi yang tepat untuk ‘link and match’. Kita tidak mungkin menghasilkan lulusan yang hanya bermodalkan ijazah dengan kemampuan yang tidak sesuai. Salah satu ending yang kita raih adalah SDM yang kompeten tidak hanya untuk industri, tapi juga pemerintah daerah dan desa,” terang Wikan.  Berkaca pada pendidikan vokasi di Jepang, Wikan memaparkan salah satu faktor kejayaan masyarakatnya adalah karena bentuk investasinya pada sumber daya manusia melalui pendidikan sekolah vokasi. “Investasi pada sumber daya manusia, pendidikan adalah sumber kejayaan jepang,” imbuhnya.  Dengan tujuan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten untuk Indonesia di masa depan inilah, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan jajaran sektor yang berkepentingan bekerja keras melakukan berbagai upaya untuk kembali membangkitkan sekolah vokasi. Bukan hanya sebagai solusi, namun sebagai “obat mujarab” yang sesungguhnya bagi Indonesia.